Hatta Rajasa profil figur
Tuesday, May 26, 2009
Hatta Rajasa Dari Menhub Jadi Mensesneg
Jakarta (8/5/07): Menteri Perhubungan Ir M Hatta Rajasa dipercayakan menjadi Menteri Sekretaris Negara menggantikan Yusril Ihza Mahendra. Pemindahposisian Hatta Rajasa ini diumumkan langsung Presiden SBY, di Istana Merdeka, Senin 7 Mei 2007. Selain Hatta ada 6 lagi menteri yang diganti.
Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa yang dimintai pendapatnya tentang jabatan barunya itu mengungkapkan akan menata seluruh aset negara karena banyak aset negara yang tidak terinventarisasi dan dikuasai pihak tertentu. Sehingga dalam dua setengah tahun mendatang persoalan ini diharapkan sudah clear (jelas).
Hatta Rajasa menegaskan salah satu prioritasnya dengan amanah baru ini adalah penataan dan pengelolaan aset-aset negara di lingkungan Setneg menjadi clear (jelas) sehingga nantinya tidak menimbulkan lagi pertanyaan di masyarakat.
Hatta Rajasa mengemukakan hal itu menjawab pers usai menonton pengumuman reshuffle kabinet terbatas oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Departemen Perhubungan (Dephub) Jakarta, Senin petang 7/5/07.
Hatta berkeyakinan akan dapat melakukan penataan dan pengelolaan aset Setneg tersebut secara tuntas dalam dua setengah tahun mendatang karena selama ini, selalu menghadapi kendala yang luar biasa.
"Prioritas program kerja lainnya adalah meningkatkan kualitas hubungan kelembagaan Setneg dengan instansi lainnya. Komunikasi intensif dengan semua stake holder akan ditingkatkan sehingga Setneg menjadi lebih egaliter dan terbuka," kata Hatta
Menurut Hatta Setneg sebagai institusi yang melayani Istana Kepresidenan adalah pintu utama. Sehingga bila Setneg masih menjadi lembaga birokrasi yang tidak efektif, maka hal itu bertentangan dengan semangat reformasi dan good corporate governance.
Prioritas lainnya adalah penyederhanaan dan percepatan urusan legislasi, khususnya ketika menindaklanjuti produk perundang-undangan.
Hatta yang selalu bisa dengan cepat menguasai bidang tugas yang diamanahkan kepadanya mengatakan: "Ketika ada undang-undang baru diundangkan maka harapan saya, pembuatan produk turunannya seperti Peraturan Pemerintah (PP), harus sudah selesai dalam jangka waktu enam bulan. Ini harus menjadi tradisi baru."
Dia bertekad untuk menjawab keluhan dari sejumlah pihak selama ini mengenai penerbitan PP sangat lama. "PP harus sudah selesai dalam enam bulan. Sedangkan untuk perubahan peraturan yang sudah ada, harus lebih cepat dari enam bulan," tegasnya.
Hatta berkeinginan agar setiap UU yang rata-rata inisiatif pemerintah,dalam prosesnya diharapkan tidak ada lagi perubahan ketika Presiden sudah membuat Amanat Presiden (Ampres) terkait dengan UU itu untuk diserahkan ke DPR.
Selama ini ierkait dengan produk legislasi ini, ada trend, ketika Ampres dibuat Presiden untuk disampaikan ke DPR masih dipersoalkan oleh sebagian pihak. "Ini tidak akan terjadi lagi karena peluang untuk mengubah konsep pemerintah, hanya di DPR dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang dibahas bersama DPR," kata Hatta.
Sebelum diangkat menjadi Mensesneg, Sabtu (5/5) pukul 20.00 WIB, Hatta Rajasa dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kediaman Puri Cikeas Indah, Bogor. Menurut Hatta pertemuannya dengan Presiden SBY dalam rangka penataan kabinet yang sedang dilakukan oleh Presiden. "Malam hari ini saya diminta menghadap bapak Presiden, tentu dalam rangka Bapak Presiden melakukan penataan kabinet, " kata Hatta.
"Tadi beliau menyampaikan bahwa beliau meminta saya untuk mengisi salah satu pos di kabinet. Tapi posnya di mana beliaulah nanti yang akan menyampaikan sebagai hak prerogatif Presiden. Dan saya sebagai pembantu Presiden tentu siap di manapun ditugaskan dan bekerja semaksimal mungkin, " lanjut Hatta. Atas tawaran Presiden itu, Hatta menyatakan kesanggupannya untuk menerima pos barunya tersebut, tambahnya.
Salah satu menteri yang selamat dari perombakan kabinet adalah Hatta Radjasa. Hatta sudah tahu posisinya di Departemen Perhubungan (Dephub) bakal digeser. Ia akan pindah kantor menggantikan posisi YUsril Ihza Mahendra sebagai Menteri Sekretaris Kabinet. Namun, Hatta Radjasa Senin (7/5) ini tetap bekerja seperti biasa.
Saat ditemui di ruang kerjanya di lantai sembilan Gedung Departemen Perhubungan, Hatta masih sibuk dan belum mulai mengemasi dokumen-dokumen di ruang kerjanya. Hatta malah memanggil sejumlah wartawan dan memperlihatkan ruang kerjanya yang masih seperti semula.
Ketika ditanya tentang perombakan kabinet, Hatta mengaku sedih dan berat meninggalkan departemen yang dipimpinnya. Hatta Radjasa menjabat Menteri Perhubungan sejak dua tahun lalu. Selama ia menjabat, kinerjanya banyak mendapat sorotan tajam dari masyarakat. Hal itu karena masih banyaknya kecelakaan berbagai moda transportasi di Tanah Air.(DOR)
►ti
Jakarta (8/5/07): Menteri Perhubungan Ir M Hatta Rajasa dipercayakan menjadi Menteri Sekretaris Negara menggantikan Yusril Ihza Mahendra. Pemindahposisian Hatta Rajasa ini diumumkan langsung Presiden SBY, di Istana Merdeka, Senin 7 Mei 2007. Selain Hatta ada 6 lagi menteri yang diganti.
Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa yang dimintai pendapatnya tentang jabatan barunya itu mengungkapkan akan menata seluruh aset negara karena banyak aset negara yang tidak terinventarisasi dan dikuasai pihak tertentu. Sehingga dalam dua setengah tahun mendatang persoalan ini diharapkan sudah clear (jelas).
Hatta Rajasa menegaskan salah satu prioritasnya dengan amanah baru ini adalah penataan dan pengelolaan aset-aset negara di lingkungan Setneg menjadi clear (jelas) sehingga nantinya tidak menimbulkan lagi pertanyaan di masyarakat.
Hatta Rajasa mengemukakan hal itu menjawab pers usai menonton pengumuman reshuffle kabinet terbatas oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Departemen Perhubungan (Dephub) Jakarta, Senin petang 7/5/07.
Hatta berkeyakinan akan dapat melakukan penataan dan pengelolaan aset Setneg tersebut secara tuntas dalam dua setengah tahun mendatang karena selama ini, selalu menghadapi kendala yang luar biasa.
"Prioritas program kerja lainnya adalah meningkatkan kualitas hubungan kelembagaan Setneg dengan instansi lainnya. Komunikasi intensif dengan semua stake holder akan ditingkatkan sehingga Setneg menjadi lebih egaliter dan terbuka," kata Hatta
Menurut Hatta Setneg sebagai institusi yang melayani Istana Kepresidenan adalah pintu utama. Sehingga bila Setneg masih menjadi lembaga birokrasi yang tidak efektif, maka hal itu bertentangan dengan semangat reformasi dan good corporate governance.
Prioritas lainnya adalah penyederhanaan dan percepatan urusan legislasi, khususnya ketika menindaklanjuti produk perundang-undangan.
Hatta yang selalu bisa dengan cepat menguasai bidang tugas yang diamanahkan kepadanya mengatakan: "Ketika ada undang-undang baru diundangkan maka harapan saya, pembuatan produk turunannya seperti Peraturan Pemerintah (PP), harus sudah selesai dalam jangka waktu enam bulan. Ini harus menjadi tradisi baru."
Dia bertekad untuk menjawab keluhan dari sejumlah pihak selama ini mengenai penerbitan PP sangat lama. "PP harus sudah selesai dalam enam bulan. Sedangkan untuk perubahan peraturan yang sudah ada, harus lebih cepat dari enam bulan," tegasnya.
Hatta berkeinginan agar setiap UU yang rata-rata inisiatif pemerintah,dalam prosesnya diharapkan tidak ada lagi perubahan ketika Presiden sudah membuat Amanat Presiden (Ampres) terkait dengan UU itu untuk diserahkan ke DPR.
Selama ini ierkait dengan produk legislasi ini, ada trend, ketika Ampres dibuat Presiden untuk disampaikan ke DPR masih dipersoalkan oleh sebagian pihak. "Ini tidak akan terjadi lagi karena peluang untuk mengubah konsep pemerintah, hanya di DPR dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang dibahas bersama DPR," kata Hatta.
Sebelum diangkat menjadi Mensesneg, Sabtu (5/5) pukul 20.00 WIB, Hatta Rajasa dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kediaman Puri Cikeas Indah, Bogor. Menurut Hatta pertemuannya dengan Presiden SBY dalam rangka penataan kabinet yang sedang dilakukan oleh Presiden. "Malam hari ini saya diminta menghadap bapak Presiden, tentu dalam rangka Bapak Presiden melakukan penataan kabinet, " kata Hatta.
"Tadi beliau menyampaikan bahwa beliau meminta saya untuk mengisi salah satu pos di kabinet. Tapi posnya di mana beliaulah nanti yang akan menyampaikan sebagai hak prerogatif Presiden. Dan saya sebagai pembantu Presiden tentu siap di manapun ditugaskan dan bekerja semaksimal mungkin, " lanjut Hatta. Atas tawaran Presiden itu, Hatta menyatakan kesanggupannya untuk menerima pos barunya tersebut, tambahnya.
Salah satu menteri yang selamat dari perombakan kabinet adalah Hatta Radjasa. Hatta sudah tahu posisinya di Departemen Perhubungan (Dephub) bakal digeser. Ia akan pindah kantor menggantikan posisi YUsril Ihza Mahendra sebagai Menteri Sekretaris Kabinet. Namun, Hatta Radjasa Senin (7/5) ini tetap bekerja seperti biasa.
Saat ditemui di ruang kerjanya di lantai sembilan Gedung Departemen Perhubungan, Hatta masih sibuk dan belum mulai mengemasi dokumen-dokumen di ruang kerjanya. Hatta malah memanggil sejumlah wartawan dan memperlihatkan ruang kerjanya yang masih seperti semula.
Ketika ditanya tentang perombakan kabinet, Hatta mengaku sedih dan berat meninggalkan departemen yang dipimpinnya. Hatta Radjasa menjabat Menteri Perhubungan sejak dua tahun lalu. Selama ia menjabat, kinerjanya banyak mendapat sorotan tajam dari masyarakat. Hal itu karena masih banyaknya kecelakaan berbagai moda transportasi di Tanah Air.(DOR)
►ti
Post a Comment