Visi Misi SBY

SUATU hal yang tak terduga, ternyata penampilan tim rampak kendang dan angklung ensambel SMP DH ada yang mengaitkannya dengan misi Presiden SBY ke Malaysia (10-12/1). Pasalnya, tim SMP DH tiba di Malaysia hanya selisih satu hari setelah SBY dan rombongan meninggalkan Malaysia.

Publik dan pers di Malaysia menduga ada kaitan karena kehadiran di SBY membawa misi penting antara lain membuat pernyataan pers--bersama PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi--bahwa polemik soal klaim Malaysia terhadap seni dan budaya Indonesia dinyatakan sudah "berakhir". Baik Indonesia dan Malaysia sudah sama-sama memahami dan mengakhiri polemik tersebut serta sepakat membuka "lembaran baru".

Munculnya tim rampak kendang dan angklung ensambel SMP DH disebut-sebut oleh warga Malaysia sebagai bagian dari "respons budaya" balasan atas konser persahabatan yang digelar Malaysia pada malam menjelang kepulangan SBY. Saat itu, sejumlah artis asal Indonesia dan Malaysia saling unjuk kebolehan.

Artis Malaysia, Ogy dan Norzizi Zulkifli membaca puisi berjudul "Antara Cinta dan Kasih". Selanjutnya, Rossa (penyanyi Indonesia) bersama Dayang Nurfaizah menyanyikan lagu "Kemesraan". Didi Kempot menyanyikan lagu "Bengawan Solo" dan "Aryati". Penyanyi Malaysia lainnya, Ameer Sofaz dan Almi, masing-masing melantunkan lagu "Semalam di Malaysia" dan "Melati di Tapal Batas".

Atmosfer persahabatan dalam konser malam itu kian terasa ketika lagu melayu berjudul "Cindai"--yang notabene dipopulerkan oleh artis Malaysia di Indonesia, Siti Nurhaliza--diperdengarkan di depan rombongan SBY. Suara emas penyanyi Malaysia, Chan Ching Yee, Sabihah, Pak Ngah, dan Swatari tampak dinikmati oleh hadirin yang sama-sama dari rumpun Melayu ini.

Apresiasi hadirin juga tak jauh berbeda ketika penyanyi Malaysia menyanyikan lagu antara lain berjudul "Laksamana Raja di Laut", "Seroja", dan "Isabella 98" yang pernah populer di Indonesia.

Abdullah (49), seorang karyawan swasta di Kuala Lumpur menuturkan, masyarakat di Malaysia kian meyakini sebenarnya tidak ada persoalan yang rumit antara Malaysia dan Indonesia.

"Kehadiran Presiden SBY dan kesediaan beliau beserta rombongan menyaksikan konser seni yang menampilkan artis Indonesia dan Malaysia sungguh bermakna positif. Kini disambung lagi dengan konser rampak kendang dan angklung ensambel dari SMP DH Bandung," ujar Abdullah.

Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Abdul Djawad, S.Pd. mengemukakan, kedatangan misi budaya SMP DH Bandung seolah merupakan lanjutan dari misi SBY dan rombongan.

"Tim SMP DH Bandung yang menampilkan seni rampak kendang dan angklung ensambel di sini (Kuala Lumpur-red.), tentunya menjadi lebih yakin perihal tidak terjadinya ketegangan antara Malaysia dan Indonesia. Suasana di sini kan biasa-biasa saja dan publik Malaysia telah mengapresiasi positif kedatangan misi seni dari Indonesia. Jadi, sebenarnya tidak ada ketegangan di tengah masyarakat Malaysia," ujar Abdul Djawad.

Sungguh, kehadiran SBY--yang mengakhiri polemik klaim-klaim lagu dan budaya-- serta adanya misi seni SMP DH Bandung di Malaysia ternyata bermakna positif. Kepada "PR" yang menemuinya, beberapa siswa Malaysia mengakui perihal tercerahkannya wawasan budaya mereka setelah menyimak keterangan pers SBY di Putrajaya, serta seusai menonton konser tersebut.

Demikian halnya saat tim SMP DH Bandung melanjutkan konser di Singapura, beberapa siswa asal Malaysia di negeri Singa tersebut menyatakan adanya dampak positif dari kehadiran SBY ke Malaysia serta tampilnya tim angklung dan rampak kendang SMP DH Bandung.

Menyikapi adanya dugaan keterkaitan misi positif ini, Gandjar Nugraha--orang tua personel tim angklung SMP DH, M. Fakhri Al Husseini--mengungkapkan perasaan gembiranya. "Anak saya alhamdulillah bisa tampil dengan pede, tanpa beban walaupun ada anggapan misi budayanya berkaitan dengan misinya SBY," tutur Gandjar Nugraha.

Dalam pandangan Kepsek SMP DH, Drs. H. Nandang Koswara, M.Pd., keberhasilan misi seni dan budaya siswa SMP DH di Malaysia dan Singapura tentunya tak terlepas dari peran serta dukungan para guru, orang tua siswa, dan lembaga perguruan Darul Hikam.

"Acara ini merupakan ikhtiar internalisasi seni Sunda dan nilai keislaman. Hal tersebut seiring dengan budaya berakhlak dan berprestasi sebagaimana moto Perguruan DH. Alhamdulillaah, tim SMP DH sudah sering tampil di berbagai even dan kejuaraan," kata Nandang Koswara. (Achmad Setiyaji/"PR")***

Penulis:
Bookmark and Share

0 comments:

Post a Comment